Kegiatan membatik ini melibatkan anak-anak penyintas kanker dan dipandu oleh Iwan Setiawan, atau yang akrab disapa Lek Iwon, seorang pembatik profesional. Bersama Lek Iwon, tiga generasi pembatik di Yogyakarta turut berpartisipasi, yaitu Bapak Sugeng, Lek Iwon, dan Lek Tri. Kehadiran mereka memberikan semangat dan inspirasi bagi para peserta, terutama anak-anak.
Dalam acara tersebut, Lek Iwon menyatakan, “Adek-adek ini merupakan suatu contoh dan inspirasi bagi kita-kita semua, karena hidupnya yang sangat dinamis.” Pernyataan ini menggambarkan betapa anak-anak penyintas kanker memiliki semangat juang yang tinggi meskipun mereka menghadapi tantangan yang berat. Melalui kegiatan ini, mereka belajar untuk mengekspresikan diri dan menciptakan sesuatu yang indah dari pengalaman hidup mereka.
Hasil dari kegiatan membatik ini adalah kain batik sepanjang 50 meter dengan 20 tema berbeda yang mengusung pesan perdamaian dan kemanusiaan. Setiap tema menggambarkan harapan dan perjuangan anak-anak dalam melawan penyakit kanker. Diharapkan, melalui karya-karya ini, tingkat harapan untuk sembuh bagi anak-anak penyintas kanker semakin meningkat.
Acara ini juga menjadi platform untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kondisi anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker. Setiap goresan di kain batik memiliki makna yang mendalam, menunjukkan bahwa meskipun mereka menghadapi kesulitan, harapan dan cinta tetap ada.
Dengan suksesnya acara Mahakarya Batik ini, YKAI dan Lions Club Solo Mustika berharap dapat terus berkolaborasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat serta memberikan dukungan kepada anak-anak penyintas kanker. Kolaborasi ini adalah langkah penting untuk membangun masa depan yang lebih cerah bagi mereka, di mana setiap anak berhak mendapatkan kesempatan untuk sembuh dan meraih impian mereka.
